Senin, 31 Agustus 2009

Bercermin pada kesederhanaan Nabi

Hidup bermewah mewah atau foya-foya dapat membuat orang jadi serakah. Untuk hidup mewah orang perlu uang yang banyak. meski penghasilannya besar tetapi kalau pengeluaran lebih besar pasak dari pada tiang. dia akan mencari uang lebih banyak lagi.


Ada yang memakai credit card sehingga terlibat hutang dan berhadapan dengan debt colector. adapula yang mengiginkan satu fasilitas padahal dia tidak membutuhkannya, tapi hanya kepingin karena tuntutan gengsi.

ada pula yang melakukan monopoli sehingga merugikan pihak lain. Sebagai contoh. 69,4 juta hektar tanah di Indonesia di kuasai oleh 652 pegusaha saja. semenntara jutaan petani tanahnya kurang dari setengah hektar bahkan ada yang tidak punya tanah sama sekali sehingga hanya menjadi penggarap yang miskin.

Padahal jika tanah itu dibagi adil, niscaya kemiskinan yang melanda petani yang tak punya tanah sehingga hanya menjadi buruh tani bisa dikurangi.

Nabi Muhammad SAW. berkata: “seandainya anak Adam memiliki satu lembah emas, niscaya ingin memiliki lembah emas kedua; seandainya memiliki lembah emas kedua, ia ingin lembah emas yang ketiga. baru puas nafsu anak Adam kalau sudah masuk tanah. dan Alloh akan menerima taubat orang yang mau kembali kepada-Nya” (HR. Bukhori Muslim)

Pernyataan tersebut menyatakan bahwa keserakahan tiada batasnya. Di majalah Fortune ditulis orang terkaya di dunia Carlos Slim memiliki harta 59 milyardollar atau setara dengan Rp. 554 trilyun lebih sementara bill gates 56 milyar dollar dan lakhsmi Mittal dengan harta 32 miliyar dollar.

kekyaan 1000 orang terkaya dunia mencapai nilai 33.000 tilyun rupih. jika 1000 orang tersebut cukup puas dengan 10 milyar dan sisanya disedekahkan, maka 6,6 milyar penduduk dunia masih bisa menikmati hampir Rp. 5juta per orang yang berarti per keluarga mencapai nilai Rp. 20 sd Rp. 25 juta rupiah.


Suatu ketika Khalifah Umar bin Khatab ra berkisah: ” Aku masuk menemui Rasululloh SAW. yang sedang berbaring di atas sebuah tikar. aku duduk di dekat Beliau, laul beliau menurunkan kain sarungnya dan tidak ada yang menutupi beliau selain kain itu. terlihatlah tikar telah meninggalkan bekas di tubuh beliau. kemudian aku melayangkan pandang ke sekitar kamar beliau. tiba-tiba aku melihat segenggam gandum kira -kira seberat satu sha’ dan daun penyamak kulit di salah satu sudut kamar serta sehelai kulit binatang yang samakannya tidak sempurna. seketika dua mataku meneteskan air mata tanpa dapat ku tahan melihat kesederhanaan beliau.

Rasululloh bertanya : " apakah yang membuatmu menangis wahai putra khathab? "

Aku menjawab: " Wahai Rasulluloh, bagaimana aku tidak menangis tikar itu telah membekas di pinggangmu dan tempat ini aku tidak melihat yang lain dari apa yang telah aku lihat. Sementara raja Romawi dan Persia bergelimang buah-buahan dan harta sedangkan engkau adalah utusan Alloh dan hamba pilihan-Nya hanya berada dalam sebuah kamar pengasingan seperti ini".

Rasululloh SAW.
lalu bersabda : "Wahai putra Khatab, apakah kamu tidak rela, jika akhirat menjadi bagian kita dan dunia menjadi bagiab mereka? "(HR. Muslim)


Beda dengan sebagia pejabat Muslim saat ini yang hanya memperkaya diri sendiri dengan jalan yang tidak halal, denganb memanfaatkan jabatan memperkaya diri sendiri dan keluarganya sehingga tidak akan habis dimakan 7 turunan.

Nabi tetap sederhana sampai akhir hayatnya, dan ia tidak meninggalkan harta warisan untuk keluarganya. Tak pantas kita hidup mewah dan mempromosikan kekayaan kita, sementara di luar sana banya k anak-anak miskin balita-balita yang kekurangan gizi, mereka bukan hanya mengalami resiko kemiskinan, tapi juga mendapat resiko perkosaan oleh orang-0rang dewasa.

Harusnya dengan uang yang ada pada kita membantu mereka keluar dari jerat kemiskinan sehingga tak keluar ke jalan mencari uang.

Di akhirat nanti kita tidak hanya ditanya dari mana uang dan harta yang kita peroleh melainkan juga untuk apa harta itu digunakan. jadi hentikan pola hidup serakah ala raja Romawi, ikuti sunah nabi dengan pola hidup sederhana, Insya Alloh dengan pola hidup itu kita tidak punya bayan beban kelak di Akhirat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar